Sabtu, 07 Mei 2011
BLACKHOLE: KONSEP DASAR ECG
BLACKHOLE: KONSEP DASAR ECG: "KONSEP DASAR EKG TUK I. Dapat mengerti dan memahami Konsep da..."
Jumat, 06 Mei 2011
KONSEP DASAR ECG
KONSEP DASAR EKG
TUK | I. Dapat mengerti dan memahami Konsep dasar EKG |
TIK | 1. Mengerti tentang EKG, persiapan alat, manfaat 2. Dapat memahami cara perekaman EKG. 3. Mengerti gambaran EKG, |
Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Elektrokardiogram ( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
Manfaat EKG:
EKG sebagai nilai diagnostik pada keadaan klinis berikut :
1. Aritmia jantung
2. Hipertrofi atrium dan ventrikel
3. Iskemia dan infark myocard
4. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti aritmia
5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung
Sistem Konduksi
Sistem Konduksi terdiri dari :
1. Nodus Sino Atrial ( SAN)
SAN terletak pada pertemuan antara vena cava superior dengan atrium kanan.Sel-sel dalam SAN secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100x / menit.
2. Nodus Atrioventrikuler ( AVN)
Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan.Sel-sel dalam AVN mengeluarkan impuls lebih rendah dari SAN yaitu 40-60x/menit.
3. Berkas HIS
Nodus AV kemudian menjadi berkas HIS yang menembus jaringan pemisah miokardium, atrium dan miokardium ventrikel, selanjutmya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi berkas kanan ( Right Bundle Brach ) dan berkas kiri ( Left Bundle Branch ).RBB dan LBB kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri, berkas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut purkinje.
4. Serabut Purkinje
Serabut Purkinye mampu mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40x/menit.
|
Serabut purkinje
TEHNIK MEREKAM EKG
Serabut purkinje |
1. Persiapan Alat EKG
1. Mesin EKG yang dilengkapi 3 kabel :
· kabel untuk listrik
· kabel untuk ground
· kabel elektroda untuk pasien terdiri dari 10 cabang:
o 4 buah elektrode ekstremitas dengan platnya/karet pengikat
o 6 buah elektrode dada dengan balon penghisap
· jelly elektrode/ kapas alkohol
· kertas EKG
· kertas tissue
· Gaas/kapas alkohol
· Spidol (untuk perekaman EKG serial)
2. Persiapan Pasien :
· Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG dan hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman.
· Pakaian pasien dibuka dan pasien dibaringkan terlentang di tempat tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak saling menyentuh, keadaan pasien tenang selama perekaman.
3. Cara Penempatan Elektroda :
Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset dengan alkohol dan beri jelly, kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
| |||
| |||
CARA PEREKAMAN EKG
- Nyalakan mesin EKG.
- Periksa standarisasi EKG : - kalibrasi 1 mv ( 10mm)
- kecepatan 25 mm/detik
- Tekan mode , pilih automatis/ manual.
4. Tekan run/start, setelah bergerak tombol kalibrasi ditekan 2-3x berturut-turut dan periksa apakah kalibrasi telah menunjukkan 1 mv/10mm ( bila Mode manual ).
- Setelah selesai, tekan tombol kalibrasi 2-3x, kemudian mesin dimatikan.
- Semua elektroda dilepas
- Bersihkan jeli dari tubuh pasien
- Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
- Catat di pinggir kiri atas kertas EKG :
· Nama pasien
· Umur
· Tanggal
· Jam
· Nomer register
· Nama yang merekam (kiri bawah kertas EKG)
10. Tulis lead di masing-masing sadapan
11. Bersihkan dan rapikan alat-alat
CATATAN :
· Sebelum bekerja, periksa dahulu tegangan alat EKG
· Alat selalu dalam posisi STOP apabila tidak digunakan
· Perekaman setiap sadapan/lead dilakukan masing-masing 3-4 kompleks
· Kalibrasi dapat dipakai 0,5 mv ( 5mm ) bila gambar terlalu besar dan 2 mv(20mm) bila gambar terlalu kecil.
· Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik, seperti: jam tangan, tremor, bergerak, batuk.
· Selama perekaman, perawat menghadap ke pasien .
· Apabila ditemui gambaran EKG aritmia, Lead II diperpanjang 6 detik/10 detik
SANDAPAN EKG ( EKG LEADS)
Terdiri dari 2 jenis sandapan ( lead ) pada EKG.
1. Sandapan bipolar.
2. Sandapan unipolar : - sandapan unipolar ektremitas.
- sandapan unipolar prekordial.
1. Sandapan Bipolar ( Bipolar Standar Lead Einthoven )
Dinamakan bipolar karena sadapan ini merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang terdiri dari :
1. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan ( RA ) dengan tangan
kiri (LA ), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri
bermuatan (+).
2. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri
(LF),dimana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
3. Sadapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri
(LF) dimana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
2. Sandapan unipolar
a. Sandapan unipolar ektremitas ( unipolar limb lead wilson ).adalah merekam perbedaan potensial antara lengan kanan, lengan kiri atau tungkai kiri terhadap elektroda indifferen yang berpotensial nol.
Terdiri dari :
Sandapan AVR : Merekam potensial listrik pada tangan kanan ( RA ,
dimana tangan kanan bermuatan ( + ), tangan kiri dan kaki
kiri membentuk elektrode indifferen
Sandapan AVL : Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana
tangan kiri bermuatan (+) tangan kanan dan kaki kiri
membentuk elektroda indifferen.
Sandapan AVF :Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki
kiri bermuatan (+), tangan kanan dan tangan kiri
membentuk elektroda indifferan.
b. Sandapan unipolar prekardial / sandapan unipolar dada ( unipolar chest lead = V lead ).adalah rekaman potensial dari satu titik dipermukaan dada.
Ada 6 titik yang sering dipakai, yaitu :
· Sandapan V1 : sela iga IV garis sternal kanan.
· Sandapan V2 : sela iga IV garis sternal kiri.
· Sandapan V3 : antara V2 dan V4.
· Sandapan V4 : sela iga V garis midklavikula kiri.
· Sandapan V5 : setinggi V4 garis aksilaris anterior kiri.
· Sandapan V6 : setinggi V4 garis aksilaris media kiri.
Umumnya perekaman EKG lengkap dibuat 12 sandapan (lead), akan tetapi pada keadaan tertentu perekaman dibuat sampai V7, V8, V9 atau V3R dam V4R.
KERTAS EKG
Terdiri dari : Kotak kecil; berukuran 1mm x 1mm
Kotak besar ; berukuran 5mm x 5mm
Umumnya pada setiap kotak besar terdapat satu tanda garis tanda yang menunjukkan panjang kertas EKG 5x 5 mm = 25 mm (satu detik)
Pada rekaman EKG baku telah ditetapkan bahwa:
· Kecepatan rekaman : 25 mm/ detik
· Kekuatan voltage : 1 milivolt (MV) : 10 mm
Garis horisontal menggambarkan waktu.
· 1 mm = 1/ 25 detik = 0,04 detik
· 5 mm = 5/ 25 ditik = 0,20 detik
· 25 mm = 1 detik
Garis vertikal menggambarkan voltase.
· 1mm = 0,1mv
· 10 mm = 1 mv
GAMBARAN EKG NORMAL
|
Gelombang P.
Gelombang P merupakan gambaran proses dipolarisasi atrium.
Gelombang P normal : Lebar < 0,12 detik
Tinggi < 0,3 Mv
Selalu ( + ) di lead II
Selalu (- ) di lead AVR
Gelombang QRS.
Merupakan gambar proses depolarisasi ventrikel.
Gelombang QRS normal :
0,06 – 0,12 detik
Tinggi tergantung lead
Gelobang Q.
Adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS.
Gelombang Q normal :
Lebar < 0,04 detik
Tinggi / dalamnya < 1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal disebut Q patologis.
Gelombang R.
Adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS
Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. di lead AVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.
Gelombang S.
Adalah defleksi negatif sesudah gelombang R.
Di lead AVR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Umunyagelombang T positif di lead I, II, V3 – V6 dan negatif di AVR.
Gelombang U.
Adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi inter ventrikel.
Interval PR.
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Nilai normal 0,12 – 0,20 detik.
Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas HIS sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Segmen ST.
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
Normalnya isoelektris. Pada lead prekordial dapat bervariasi – 0,5 sampai + 2 mm.
Segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.
Interval QT
Interval QT diukur dari permulaan gel Q sampai akhir gel T.
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
Nilai normal: laki-laki 0,42 detik, wanita 0,43 detik.
CARA MENILAI EKG
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca dan menilai EKG adalah sbb:
1. Tentukan frekwensi ( Heart rate )
2. Tentukan irama jantung ( Rhythm )
3. Tentukan tinggi jantung ( Axis )
4. Tentukan ada tidaknya hipertrofi
5. Tentukan ada tidaknya tanda iskemia/ infark miokard
6. Tentukan ada tidaknya tanda akibat ganggua lain seperti efek obat-obatan atau gangguan keseimbangan elektrolit.
1.Menentukan frekwensi (HR)
Dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. 300
jumlah kotak besar antara R – R
b. 1500
jumlah kotak kecil antara R – R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 5.
2.Menetukan irama jantung
Irama EKG yang normal sumber impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut irama sinus ( sinus rhythm ).
Dalam menetukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sbb. :
a. Tentukan frekwensi
b. Irama teratur/ tidak
c. Tentukan gelombang P normal/ tidak
d. Tentukan interval PR normal/ tidak
e. Tentukan QRS normal/ tidak
f. Interpretasi
Kritria irama sinus ( SR ) :
|
a. Irama teratur ( jarak antara R – R sama )
b. Frekwensi jantung (HR) 60 – 100 X/ menit
c. Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS & T
d. Interval PR normal ( 0,12-0,20 detik)
e. Gelombang QRS normal (0,06-0,12 detik)
f. Semua gelombang sama
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut diatas disebut aritmia
Aritmia terdiri dari :
a. Aritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls.
b. Aritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantran impuls.
Aritmia yang disebabkan gangguan pembentukan impuls terdiri dari :
a. Nodus SA
- Sinus takikardi ( ST )
- Sinus bradikardi ( SB )
- Sinus Aritmia
- Sinus Arrest.
b. Atrium :
- Ektrasistol atrial ( AES/ PAB/ PAC )
- Paroksismal atrial takikardi ( PAT )
- Atrial flutter
- Atrial fibrilasi ( AF )
c. Nodus AV :
- Irama junctional (JR)
- Ektrasistol junctional (JES/ PJB/ PJC )
- Takikardi junctional
d. Supraventrikuler :
- Ekstrasistol supraventrikuler ( SVES )
- Takikardi supraventrikuler (SVT)
e. Ventrikel :
- Irama idiventrikuler ( IVR )
- Ekstrasistol ventrikuler (VES/ PVB/ PVC )
- Takikardi ventrikluler ( VT )
- Fibrilasi Ventrikuler ( VF )
Aritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantar impuls terdiri dari:
a. Nodus SA
- Block sinoatrial ( SA Block )
b. Nodus AV
- AV Block derajat I ( first degree AV block )
- AV block derajat II (second degree AV block )
- Tipe mobitz I ( wenckebach )
- Tipe mobitz II
- AV block derajat III ( total AV block )
c. Interventrikuler
- Right bundle branch block (RBBB)
- Left bundle branch block (LBBB)
TANDA-TANDA ARITMIA
1. Sinus Takikardi (ST)
|
Irama : teratur
Frekwensi (HR) : 100 – 150 x/menit
Gelombang P : normal,setiap gel P selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal (0,12 – 0,20 detik)
Gelombang QRS : normal (0,06 – 0,12 detik)
Semua gelombang sama
2. Sinus Bradikardi (SB)
|
Irama : Teratur
Frekwensi (HR) : < 60 x/menit
Gelombang P : normal
Interval PR : normal (0.12 – 0,20 detik)
Gelombang QRS : normal (0.06 – 0.12 detik)
Semua gelombang sama
3. Sinus Aritmia
|
Irama : tidak teratur
Frekwensi (HR) : antara 60 – 100 x/ menit
Gelombang P : normal
Interval PR : normal ( 0,12 – 0,20 detik )
Gelombang QRS : normal ( 0,06 – 0.12 detik )
Semua gelombang sama
4. Sinus Arrest
|
Irama : teratur, kecuali pada yang hilang
Frekwensi (HR) : biasanya < 60 x/ menit
Gelombang P : normal, kecuali pada yang hilang
Interval PR : normal, kecuali pada yang hilang
Gelombang QRS : normal (0,06 – 0,12 detik)
Hilang satu atau beberapa gelombang P, QRS, T tidak menyebabkan
kelipatan jarak antara R – R
5. Ektrasistol Atrial (AES/PAB/PAC)
|
Irama : tidak teratur, karena ada irama yang timbul lebih
awal
Frekwensi (HR) : tergantung irama dasarnya
Gelombang P : bentuk berbeda dari irama dasar
Interval PR : normal atau memendek
Gelombang QRS : normal (0,06 – 0,12 detik)
6. ATRIAL FEBRILASI ( AF )
|
Irama : tidak teratur
Frekwensi (HR) : bervariasi
Gelombang P : tidak normal atau tidak ada
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : normal (0,06 – 0,12 detik)
- Takikardi Atrial (PAT)
|
Irama : teratur
Frekwensi (HR) : 150 – 250 x/ menit
Gelombang P : sukar dilihat, kadang terlihat tetapi kecil
Interval PR : tidak dapat dihitung atau memendek
Gelombang QRS : normal (0,06 – 0,12 detik)
- Atrial Flutter
|
Irama : biasanya teratur, bisa juga tidak
Frekwensi (HR) : bervariasi (bisa normal,lambat atau cepat)
Gelombang P : tidak normal,seperti gigi gergaji,teratur dan dapat
dihitung
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : normal (0.06 – 0,12 detik)
- Irama Junctional (JR)
|
Irama : teratur
Frekwensi (HR) : 40 – 60 x/ menit
Gelombang P : terbalik didepan, dibelakang atau menghilang
Langganan:
Postingan (Atom)